
Mamaku tersayang adalah salah satu anggota Perkumpulan Koor Ina tersebut dan mamaku merupakan salah satu anggota inti di perkumpulan itu secara mamaku pintar nyanyi dan selalu percaya diri di setiap ada pertandingan koor ina antar gereja-gereja. Mamaku juga paling cepat menguasai sebuah koor baru, paling cuma latihan sekali dua kali sudah bisa, kadang mamaku malah tidur pada latihan-latihan berikutnya menunggu yang lain bisa, namun walaupun begitu para anggota yang lain sudah maklum dengan sikap mamaku yang satu ini.
Karena kemampuan mamaku tersebutlah dia sering diangkat dan dipilih untuk menjadi dirigen yaitu yang bertugas untuk memimpin suatu koor jika ada pertandingan ataupun acara-acara yang lain, tapi mamaku ngga pernah mau bersedia menjadi dirigen hingga suatu ketika dia terpaksa bersedia untuk menjadi dirigen koor yang akan dipersembahkan untuk pesta pernikahan anak dari salah satu anggota Koor Ina karena para anggota yang lain tidak ada yang bersedia sedangkan dirigen yang biasa memimpin sedang berhalangan pada saat itu. Para anggota memaksa mamaku harus jadi dirigen mereka, karena selain tidak bagus jika suatu koor tidak ada dirigennya juga yang punya acara pernikahan tersebut adalah saudara dekat kami jadi mamaku harus mempersembahkan yang terbaik di pesta itu sebagai keluarga terdekat di perkumpulan itu.
Tibalah hari dimana akan mempersembahkan koor untuk acara pernikahan anak dari salah satu anggota mereka. Dengan percaya diri mamaku lalu tampil ke depan untuk memimpin koor tersebut. Pada saat masih bernyanyi, seperti biasa akan ada orang yang akan menyumbang koor ini yang di serahkan kepada pemimpin koor tersebut.
Ketika penyumbang tersebut meletakkan uang di tangan sang dirgen dimana adalah mamaku tersayang, tentu saja itu mengganggu konsentrasi mamaku pada saat memimpin koor tersebut, ketika koor tesebut berakhir mamaku langsung kembali ke barisan anggota namun para anggota masih tetap bernyanyi, mamaku kaget dan langsung sadar bahwa ternyata koor tersebut belumlah selesai masih ada satu bait lagi yaitu bait terakhir yang harus dinyanyikan, "Wah gawat" dengan buru-buru mamakupun langsung balik lagi kedepan untuk meneruskan memimpin koor tersebut.
Yang membuat suasana jadi hancur adalah ketika mamaku memimpin lagi di depan dengan menggerak-gerakkan tangan sambil berkomat-kamit pada para anggota, kira-kira isinya seperti berikut:
"Baru tahu rasa kalian, lagian siapa suruh milih gw jadi dirgen, gw udah bilang gw ngga bisa masih aja dipaksa, ya udah rasain ajalah disitu"
Melihat ekspresi mamaku itu, para anggota yang tadinya bernyanyi dengan baik akhirnya tertawa terbahak-bahak, namun yang bikin suasana paling hancur adalah bukan saja anggota koor yang tertawa tapi juga para penonton yang lumayan banyak juga ikut tertawa terbahak-bahak, juga orang-orang yang tadinya tidak begitu memperhatikan koor mereka jadi beralih perhatian, heran kenapa semua orang pada tertawa, apa yang sedang terjadi.
Kejadian seperti inilah yang membuat mamaku terkenal di kampung kami dan disukai oleh para ibu ibu. Selalu bikin suasana kacau tidak perduli waktu, tempat dan sikon, padahal itu terjadi secara kebetulan saja.
Mom... how the way you are... I love you so much.
Masih banyak lagi pengalaman lucu mamaku tersayang yang lain, lain waktu akan saya post-kan di blog ini.Sorry ya tulisannya kurang bagus karena memang ngga punya pengalaman menulis.
0 Comments:
Posting Komentar